Hamadan penyakit pada tanaman buah kelengkeng matalada sebenarnya sama dengan hama dan penyakit yang biasa menyerang pada jenis kelengkeng pada umumnya. Ini dia paparannya. Daftar Isi 1. Hama dan Penyakit Kelengkeng Matalada 1.1. 1. Trusuk 1.2. 2. Penggerek Batang (Zeuzeta Coffeae Neitner) 1.3. 3. Penghisap Buah (Tessarotoma Javanica) 1.4. 4. Memang dalam membudidayakan tanaman apel itu ada cukup banyak tantangan yang bakal terjadi. Salah satunya adalah hama yang mungkin dapat menyerang tanaman ini setiap waktu. Anda harus waspada terhadap kemungkinan serangan hama-hama ini karena dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, produktivitas tanaman menurun secara drastis, hingga menyebabkan kematian pada tanaman apel yang kita sebab itu, pengetahuan tentang hama yang biasa menyerang pohon apel mutlak dipahami oleh para petani apel supaya dapat melakukan pengendalian secara tepat dan cepat sesuai dengan gejala awal yang terlihat. Kenyataannya yaitu terdapat beberapa hama yang wajib diwaspadai ketika Anda membudidayakan apel. Umumnya hama ini berasal dari kalangan serangga yang suka merusak daun, tunas, dan buah apel. Anda mesti memahaminya dengan berikut ini merupakan hama-hama yang biasanya menyerang tanaman apel sehingga Anda perlu mewaspadai keberadaannya dan sebaiknya melakukan upaya pengendalian sedini Hijau Aphis pomi GeerKutu hijau berupa kutu dewasa yang berwarna hijau kekuningan, mempunyai antena yang pendek, dan panjang tubuhnya sekitar 1,8 mm. Ada kutu hijau yang bersayap, namun ada pula yang tidak bersayap. Panjang sayapnya mencapai 1,7 mm dan berwarna hitam. Diketahui perkembangbiakan serangga ini terbilang sangat cepat, di mana telurnya mampu menetas dalam waktu 3-4 hari. Oleh karena itu, serangan kutu hijau wajib ditangani secara hijau, baik nimfa ataupun dewasa, menyerang tanaman apel dengan menghisap sel-sel daun secara berkelompok di permukaan daun muda, ujung tunas muda, tangkai cabang, bunga, serta buahnya. Kutu hijau ini juga menghasilkan embun madu yang akan melapisi permukaan daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam embun jelaga. Biasanya daun yang terserang akan mengerut, leriting, terlambat berbunga, buah mudah rontok, dan kualitas buah upaya yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikan kutu hijau, di antaranya Melakukan sanitasi kebun secara berkalaMengatur jarak tanam agar jangan terlalu rapatMelestarikan musuh alaminya yaitu Coccinellidae lycosaMenyemprotkan Supracide 40 EC Ba Metidation dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 literMengaplikasikan Supracide 40 EC dalam 500-800 leter/ha air dengan interval penyemprotan setiap 2 minggu sekaliMenggunakan Convidor 200 SL Imidakloprid dosis 0,125-0,250 cc/liter airMenyemprotkan Convidor 200 SL dalam 600 liter/h air dengan interval penyemprotan 10 hari sekaliInsektisida seperti Convidor dapat mematikan kutu hijau sampai ke telur-telurnya sehingga hasilnya pun begitu efektif. Adapun cara penyemprotan insektisida ini yaitu dilakukan dari bagian atas pohon apel sampai ke bawahnya. Kerjakan upaya penyemprotan dengan insektisida ini pada 1-2 minggu sebelum masa pembungaan tanaman apel. Kemudian upaya ini dilanjutkan pada waktu 1-1,5 bulan setelah bunga tersebut mekar serta 15 hari sebelum panen buah apel Panonychus ulmi dikenal pula dengan sebutan spider mite atau cambuk merah. Ciri-ciri dari serangga ini yaitu panjang tubuhnya sekitar 0,6 mm dan berwarna merah tua. Biasanya tungau akan menyerang daun tanaman dengan menghisap cairan sel daun. Sehingga pada serangan yang hebat, daun pun akan penuh dengan bercak-bercak berwarna kuning buram atau cokelat, serta mengering. Begitu pula dengan buah apel yang akan dipenuhi bercak keperak-perakan atau cara mengendalikan hama tungau pada tanaman apel yaitu Melestarikan musuh alaminya yakni Coccinellidae dan LycosaMenyemprotkan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air/hektar dengan interval 2 minggu sekaliThripsThrips adalah serangga yang berukuran kecil dengan panjang berkisar 1 mm. Fase nimfa thrips punya warna kekuning-kuningan dan fase dewasanya berwarna cokelat kehitam-hitaman. Thrips ini mampu bergerak dengan cepat. Kalau disentuh, thrips akan langsung terbang untuk biasanya menyerang daun, tunas, dan buah apel yang masih muda. Serangan ini akan menimbulkan bintik-bintik putih, kedua sisi daun akan menggulung ke atas, serta pertumbuhannya menjadi tidak normal. Tunas daun yang terserang akan mengering dan gugur. Bekas luka dari serangan thrips ini berupa warna cokelat pengendalian thrips dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Yang pertama Anda bisa mencoba membuang telur-telur thrips pada malam hari dan menjaga kondisi lingkungan tajuk pohon apel agar tidak terlalu rapat. Selain itu, Anda juga bisa menyemprotkan insektisida yang tepat seperti Lannate 25 WP Methomyl dengan dosis 2 cc/liter air, ataupun Lebaycid 550 EC Fention dengan dosis 2 cc/liter air pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan Daun SpodopteralituraUlat daun yang suka menyerang tanaman apel memiliki ciri-ciri antara lain larvanya berwarna hijau dengan garis-garis abu-abu memanjang dari bagian abdomen hingga kepala. Kemudian pada lateral larva mempunyai bercak-bercak hitam yang berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran. Biasanya serangga ini meletakkan telur-telurnya secara berkelompok dan ditutupi menggunakan rambut halus yang berwarna cokelat ulat daun ini biasa menyerang daun pohon apel sehingga mengakibatkan timbulnya lubang-lubang yang tidak teratur sampai merusak bagian tulang daun. Teknik pengendaliannya dapat Anda lakukan secara mekanis dengan membuang semua telur yang terdapat pada daun. Anda juga bisa memanfaatkan insektisida seperti Tamaron 200 LC Metamidofos serta Nuvacron 20 SCW Monocrotofos.Pengisap Daun Helopelthis sp.Ada dua spesies Helopelthis sp. yang biasa menyerang pohon apel yaitu Helopelthis teivora serta Helopelthis antoni. Helopelthis teivora mempunyai abdomen yang berwarna hitam dan merah. Sedangkan Helopelthis antoni memiliki abdomen berwarna merah dan putih. Serangga Helopelthis ini mempunyai ukuran yang kecil, panjang nimfa yang baru menetas sekitar 1 mm, dan panjang serangga dewasa berkisar 6-8 mm. Terdapat benjolan menyerupai jarum di bagian pengisap daun menyerang di pagi dan sore hari, atau saat kondisi cuaca sedang berawan. Serangga ini senang mengisap cairan sel yang terdapat di daun muda, tunas, dan buah. Daun yang terserang akan menjadi cokelat dan perkembangannya menjadi tak seimbang. Serangan pada tunas menyebabkan warnanya menjadi cokelat, mengering, dan mati. Sementara itu serangan pada buah mengakibatkan timbulnya bercak-bercak cokelat dan nekrose. Apabila buah tersebut membesar, bagian yang terserang ini akan pecah dan membuat kualitasnya pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangan hama pengisap daun yaitu Pengendalian secara mekanis bisa dilaksanakan melalui pengorondongan atap plastik atau pembelongsongan buah menggunakan kantung plastikPengendalian secara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida seperti Lannate 25 WP Metomyl dan Baycarb 500 EC BPMC pada pagi atau sore hariUlat Daun Hitam Dasychira Inclusa WalkerLarva ulat daun hitam mempunyai 2 jambul di dekat kepalanya yang berwarna hitam dan mengarah ke samping kepala. Sedangkan pada bagian badannya memiliki 4 jambul yang berwarna cokelat agak kehitam-hitaman. Kemudian di sepanjang 2 sisi tubuhnya terdapat rambut yang warnanya abu-abu. Panjang larva ulat daun hitam ini mencapai 50 mm. Kesukaannya adalah menyerang daun tanaman hingga menyisakan bagian tulang daunnya dengan kerusakan 30%. Ulat ini biasanya bersembunyi di balik daun pada siang bawah ini merupakan upaya-upaya yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan hama ulat daun hitam pada tanaman apel, di antaranya Menyingkirkan telur-telur ulat daun hitam yang biasanya terdapat di permukaan daunMenyemprotkan insektisida seperti Nuvacron 20 SCW Monocrotofos dan matador 25 Buah Rhagloletis pomonellaLalat buah dari fase larva sampai dewasa mampu menyerang pohon apel. Larvanya tidak mempunyai kaki. Larva ini umumnya menetas setelah 10 hari kemudian dari fase telur, dan langsung memakan daging buah. Lalat buah dewasa mempunyai tubuh berwarna hitam dengan kaki berwarna kekuning-kuningan. Lalat ini akan meletakkan telur-telurnya pada buah. Akibatnya adalah pertumbuhan buah pun menjadi terhambat, bentuknya buruk, dan tampak pengendalian lalat buah bisa dilaksanakan dengan metode di bawah ini Menyemprotkan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 ECMemanfaatkan perangkap lalat buah sederhana yang bisa dibuat sendiriAnda dapat membuat perangkat untuk lalat buah jantan memakai Methyleugenol sebanyak 0,1 cc. Teteskan cairan pada kapas yang sebelumnya sudah diberi insektisida 2 cc. Lalu kapas ini dimasukkan ke botol plastik. Gantungkanlah botol ini pada ketinggian 2 m. Karena aroma Methyleugenol mirip seperti bau yang dikeluarkan oleh lalat betina, maka lalat-lalat jantan pun akan tertarik memasuki botol tersebut, menghisap kapas, dan akhirnya mati. 1 Jamur tepung. Sesuai namanya, penyakit jamur tepung disebabkan oleh infeksi jamur. Penyakit jamur tepung ditandai dengan lapisan putih berdebu pada daun, batang, dan bunga. Penyakit ini umumnya menyerang tanaman berbunga seperti lilac, apel, anggur, mawar, dan mentimun. Daftar Isi 1 Jenis Dan Cara Pengendalian Wereng Tanaman Naik banding 1. Lalat Buah 2. Kutu Baru 3. Trips 4. Ulat Daun 5. Serangga Perokok Daun 2 Keberagaman Dan Pendirian Pengendalian Penyakit Tanaman Apel 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha 2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br 4. Puru ajal Botryosphaeria Sp. 5. Busuk Biji zakar Gloeosporium Sp. 6. Kemungkus Akar Armilliaria Melea Bagikan ini Tanaman naik banding adalah pokok kayu yang tumbuh subur di Indonesia. Bahkan apel plonco Malang naik daun hingga ke mancanegara. 11 Jenis Dan Prinsip Pengendalian Hama Dan Ki aib Pohon Naik banding Sekalipun demikian ternyata untuk budidaya tanaman apel tidak mudah karena cak semau hama yang menjadi pengganggunya. Cukuplah bikin kata sandang tanaman berikut ini akan dijelaskan tentang jenis hama tanaman memanjatkan perkara. Padahal di akhir nanti akan diurai tentang prinsip pengendaliannya. Ini dia uraian lengkapnya Jenis Dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Apel Hama tanaman apel adalah penyakit yang membuat apel tidak dapat bersemi dengan baik. Sehingga para pekebun dapat gagal panen karenanya. Ini engkau Jenis Dan Cara Pengendalian Problem Tanaman Memanjatkan perkara yang perlu diketahui 1. Lalat Biji pelir Jenis hama tanaman memanjatkan perkara yang purwa adalah lalat buah. Ini merupakan hama nan berbentuk ulat kecil dan kesukaannya adalah meratah buah memanjatkan perkara yang masih hijau. Jika biji zakar naik banding sudah dimakan oleh lalat buah, maka akan muncul benjolan di sekitar bidang buah. Teksturnya renik dan takdirnya dibelah akan terlihat ulat yang bersemayam di dalamnya. Kronologi laler biji kemaluan tinggal cepat. Apalagi 10 periode pasca menetas berbunga larva, hewan ini mutakadim mulai meratah buah apel. Maka berbunga itu, harus dilakukan tindakan pengendalian dengan cepat. Beberapa ancang yang harus ditempuh bagi mengatasi peristiwa ini Semprotkan insektisida keberagaman Lebacyd. Pakai yang dosisnya 550 EC semata-mata. Karena ini yang kinerjanya lebih maksimal. Pengendalian lagi dapat menunggangi calo lalat jantan. Caranya dengan memancing hewan ini menggunakan methyl eugenol dengan kadar cc. Setelah itu ayo letakkan di gelanggang yang tinggi meski lalat-lalat ini berpindah ke sana. 2. Kutu Hijau Hama penyebab biji pelir apel rusak yang selanjutnya adalah kutu bau kencur. Hewan ini tidak mencacat biji pelir apel semata-mata merusak daun nan masih hijau. Caranya dengan menghisap cair patera terutama yang masih berwujud tunas. Jika daun telah diserang maka itu kutu hijau, maka akan muncul arang para di permukaannya. Ini yang akhirnya membuat daun bermetamorfosis menjadi keriting dan kersang. Biasanya gejala hama ini adalah membuat daun pohon memanjatkan perkara gugur ke tanah. Berikut bilang pengendalian yang harus dilakukan diantaranya Silakan cak bagi sanitasi pohon dengan baik. Menjaga jarak tanam antar pohon. Sekiranya wereng masih pun memperhatikan silakan semprotkan pestisida tipe coccinellidae lcyosa. Pakai yang dosis 2cc/liter doang. Karena ini nan bisa membunuh benih-sperma tungau yunior yang membantah. 3. Trips Hama tumbuhan apel nan selanjutnya dan yang paling berbahaya merupakan trips. Ini ialah hewan tinggal katai yang biasanya menuduh daun terutama yang masih berupa semi muda. Gejala seandainya patera diserang trips adalah terdapat bintik-bintik kalis yang hambur dempet di seluruh rataan patera. Akibatnya, patera meranggas dan pertumbuhannya lain normal. Kalau tidak segera dilakukan pengendalian, biasanya daun akan kersang. Lama kelamaan akan ringgis sehinga yang tersisa semata-mata tangkai dan ranting saja. Ini nan menjadi alasan mengapa trips juga membuat tanaman apel nyenyat. Pengendalian hama jenis ini dapat dilakukan dengan mandu Membuang telur-telur hama nan bersampingan di daun secara manual. Memercikkan racun serangga metomyl 2 cc agar telur lengang abstrak. Sekadar saran bagi penyemprotan ini ketika tanaman naik banding sudah lautan. Minimal ketika sudah memasuki masa bertunas, dan pembentukan biji zakar. Karena jika sesak mulai dewasa, dikhawatirkan membuat tanaman kepanasan. 4. Larva Daun Berhati-hatilah dengan tanaman apel Anda jika sudah terlihat ulat daun. Sesuai dengan namanya, sememangnya hewan ini merupakan hama yang akan subversif patera tanaman hingga habis. Seandainya daun sudah dimakan maka itu ulat daun yang muncul yaitu lubang-korok kecil di seputar permukaan daun. Lama kelamaan liang semakin lebar dan gandeng. Jika dibiarkan daun kembali bisa sangat dan tanaman menjadi kersang. Wereng ini tergolong populer sebagai penyebab masalah tanaman. Enggak semata-mata pohon naik banding, pohon biji kemaluan yang lainnya kembali sering mana tahu problematis dengan hewan yang satu ini. 5. Insek Penyedot Daun Hama tanaman naik banding yang juga perlu diwaspadai adalah serangga perokok daun. Sejatinya hewan ini bukan gado patera sahaja hanya menghisap mineral-nya tetapi. Sekalipun demikian efeknya tidak kalah berbahaya. Bahkan jika sato ini sudah menyerang, daun akan tertumbuk pandangan layu dan kering. Padahal tidak ada gejala gangguan hewan di sana. Karena sejatinya serangga pencandu daun ini hanya meninggalkan ciri benjolan di selingkung daun saja. Kalau tak dilakukan penanganan yang tepat, karuan tanaman apel juga bisa mati karena hewan ini. Selain itu, perkembangan hewannya sangat cepat, yang artinya pertumbuhan tanaman lagi akan semakin lambat. Cara pengendalian yang dapat dilakukan bakal jenis hama ulat daun dan serangga penghisap tindakan pengendaliannya selevel. Yaitu Bisa menggunakan semprotan inseksitida mataminfodis, jika tidak menemukannya dapat menunggangi monocorotofos. Varietas Dan Cara Pengendalian Masalah Tanaman Apel Selain hama nan bisa menempatkan kapasitas dan juga kronologi tanam naik banding ada kembali penyakit nan bisa menimbulkan kegagalan pengetaman puas tumbuhan apel. Berikut beberapa keberagaman dan cara pengendalian komplikasi pohon apel yang harus diketahui oleh pekebun diantaranya yakni 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha Gejala problem ini pada tumbuhan apel membidas pada buah nan masih remaja yang membuatnya berubah warna menjadi kecoklatan. Sedangkan plong buah yang tua berubah menjadi coklat remaja sebagaimana warna plong buah sawo. Beberapa kaidah pengendalian yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah embun abuk ini yakni Membersihkan rumput nan berbenda disekitar tanaman. Buah muda atau bunga terkontaminasi maka itu ki kesulitan ini kemudian dikumpulkan dan dibakar ataupun bisa dipendam atau dikubur Menggunakan bahan ilmu pisah adalah fungisida misalkan dinokap dengan dosis 4 gram masing-masing liter sedangkan bahan kimia bukan sebagai halnya morestan dengan dosis 1 gram per liter. Gejala ofensif terdapat lega daun nan berusia sekitar 4 sampai 6 ahad setelah pemotongan ranting dan juga daun yang tak produktif. Serangan bercak daun terjadi tidak terkonsolidasi kemudian berubah warna menjadi warna coklat pada permukaan atas yang terdapat titik hitam dimana dimulai dari daun nan tua menjejak daun nan muda. Pengendalian yang bisa dilakukan di antara tak Mengeset jarak tanam antara satu pokok kayu ke tanaman nan lainnya agar enggak terlalu rapat Pada bagian yang terserang dibuang dan pula dibakar atau dikubur sepatutnya lain menyebar ke fragmen pohon lainnya Penyemprotan fungisida seperti Agrisan 60 WP dengan dosis 2 gram per liter air 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br Gejala yang ditimbulkan oleh rabuk upas ini meliputi Empat janjang yaitu Pertama jamur membentuk miselium tipis nan menyerupai sarang laba-laba tentunya hal ini boleh menembus jaringan puas tanaman Kedua Proses bongkol dimana miselium cendawan menciptakan menjadikan hifa yang berangkat menginfeksi penggalan alat peraba tanaman Ketiga Corticium dimana jamur mulai mewujudkan kerak yang n kepunyaan corak merah jambu yang perlahan berubah corak menjadi lebih akil balig ataupun kian tulen. Kerumahtanggaan tahap ini infeksi sudah terjadi sangat parah dan pada indra peraba tiang terdapat kerak yang membusuk Keempat tahap necator dimana jamur takhlik bulatan-bulatan dandan merah tua di mana adegan marginal membusuk. Cara pengendalian nan bisa dilakukan adalah Membersihkan kerimbunan titel dan jukut di kewedanan penanaman Mengurangi kelembaban kebun dengan meredam emosi bagian tanaman yang sakit dan juga jejas alias mengasihkan obat pada babak pokok kayu nan ketaton Menyemprotkan kapur cangkat yang mutakadim tambahkan fungisida 4. Kanker Botryosphaeria Sp. Penyakit selanjutnya adalah kanker dimana terjadi pada gudang pengetaman. Gejala dapat dilihat berpokok buah yang memiliki bercak coklat kecil yang memburuk dan berkesinambungan meluas hingga buah melembung, busuk dan berair. Hal ini mengakibatkan warna alat peraba buah berubah menjadi pucat. Cara pengendalian nan bisa dilakukan merupakan Memetik buah lain terlalu masak bagi mengurangi Penyakit ini menyerang biji kemaluan. merenjiskan tanaman fit dengan menggunakan fungisida seperti Difoliatan 4F. 5. Busuk Buah Gloeosporium Sp. Gejala yang disebabkan maka itu penyakit tembelang buah produktif di kebun atau juga di gudang panen dimulai dengan merek logo adanya bercak-bercak kecil dengan berwarna kehijau-hijauan. Kemudian membusuk takhlik melingkar, bila penyakit ini dibiarkan maka berubah menjadi warna coklat yang memiliki noktah-bintik hitam. Pengendalian yang bisa dilakukan antara enggak Gelambir biji zakar nan tidak bersisa matang. Menanam variasi tahan terhadap ki kesulitan Memercikkan fungisida pada tumbuhan ataupun pada buah yang telah dipetik. 6. Busuk Akar Armilliaria Melea Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini merupakan layu daun bila berlanjut maka patera akan gugur kemudian kulit akar secara perlahan akan mereput. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah Tumbuhan naik banding yang terserang dicabut sebatas akar-akarnya dan lulusan lubangnya tidak ditanam cak bagi mengurangi penularan ke tumbuhan baru Menyemprotkan fungisida sreg tanaman naik banding dan apabila lega biji pelir yang sudah dipanen maka dicelupkan penting terhadap fungisida begitu juga benomyl 0,5 gram per liter airnya Demikianlah yang bisa kami sampaikan adapun 11 Tipe Dan Cara Pengendalian Hama Dan Ki aib Tanaman Apel. Seharusnya mendukung.
Seranganhama dan penyakit pada tanaman semangka berkaitan erat dengan cara dan teknik budidaya yang dilakukan oleh petani, seperti pada penggunaan benih, lingkungan, lahan tanam, tanaman inang dan pengetahuan tentang pestisida. Daun yang terserang akan mengalami klorosis (warna hijau daun memudar), menggulung, mengeriting, akhirnya tanaman
Hama yang menyerang tanaman apel dapat merusak pohon, bunga, dan buah. Hal ini dapat mengurangi kualitas buah bahkan akan mengurangi produksi yang akhirnya dapat merugikan petani apel. Oleh karena itu petani apel harus mengetahui hama yang sering menyerang tanaman apel dan bagaimana cara mengendalikannya. Hama penting pada tanaman apel 1. Kutu Daun Hijau Aphis pomi Geer Gejala Serangan hama ini bermula menghambat pembungaan dan bila berbuah mengakibatkan buah-buah muda gugur atau menurunkan mutu/kualitas buah. Pada serangan hebat mengakibatkan tidak terjadi pembuahan. Cara pengendaliannya – Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Coccinellidae dan Lycosa. – Secara kultur teknis, dengan sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanam. – Secara kimia, dengan insektisida seperti Pegasus 500 Ec atau Supracide 40 EC sebanyak 2 kali seminggu bila terdapat 5 ekor per daun. 2. Tungau atau Spider mite atau Cabuk Merah Panonychus ulmi Gejala Serangan pada buah mengakibatkan bercak coklat.. Cara pengendaliannya – Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Coccinellidae dan Lycosa. – Secara kimia, dengan menggunakan pestisida seperti Omite 570 EC sebanyak 2 cc per liter air setiap 2 minggu sekali pada awal peningkatan jumlah hama, yaitu apabila ditemukan 8 ekor kutu per daun. 3. Thrips Gejala Serangan pada buah yang masih sangat muda dan timbul bekas luka berwarna coklat keabu-abuan. Cara pengendaliannya – Secara biologis, dengan menggunakan musuh alami seperti Coccinellidae dan Lycosa. – Secara kimia, dengan menggunakan insektisida kontak seperti Lannate 25 WP, dosisnya 2 cc per liter air. Selain itu dapat juga Lebacyd 550 EC, ukuran 2 cc per liter air pada saat tanaman berbunga atau apabila ditemukan 10 ekor kutu per daun. 4. Ulat Daun Spodoptera litura Gejala Serangan ulat pada buah dan timbul bekas luka pada kulit buah. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membuang kelompok telur ulat sebelum menetas. – Secara kimia, dengan menggunakan insektisida, apabila ditemukan 2 larva ulat per daun dengan insektisida seperti Tamaron 200 LC, Nuvacron 20 SCW, Matador 25 EC dengan ukuran 2 cc per liter air. 5. Serangga Penghisap Daun Helopheltis sp Gejala Serangan pada buah dengan menghisap cairan sel dan timbul bercak-bercak coklat, nekroses dan dapat mengakibatkan buah pecah. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membungkus buah dengan plastik. – Secara kimia, dengan menyemprotkan insektisida seperti Lannate 25 WP, Baycarp 500 EC dengan ukuran 2 cc per liter air. 6. Lalat Buah Rhagoletis pomonella Gejala larva memakan daging buah yang mengakibatkan buah menjadi benjol-benjol, timbul lubang-lubang, dan akhirnya membusuk. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membungkus buah. – Secara kimia, dengan menyemprotkan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC dengan ukuran 2 cc per liter air. Penyemprotan dilakukan apabila telah ditemukan lalat buah dalam kebun. Selain itu dapat juga digunakan perangkap lalat buah jantan dengan menggunakan Methyl Eugenol 0,1 cc yang diteteskan pada kapas yang telah diberi insektisida pada wadah botol plastic bekas tempat minum yang dipasang disekitar kebun. Untuk mengetahui ada atau tidak ada lalat dalam kebun dapat digunakan perangkap kuning yellow traps. 7. Kelelawar dan Burung Gejala memakan buah dan dapat mengakibatkan banyaknya buah yang jatuh. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membungkus buah. Penyakit yang menyerang tanaman apel dapat merusak pohon, bunga, dan buah. Hal ini dapat mengurangi kualitas buah bahkan akan mengurangi produksi yang akhirnya dapat merugikan petani apel. Oleh karena itu petani apel harus mengetahui penyakit yang sering menyerang tanaman apel dan bagaimana cara mengatasinya. Penyakit penting pada tanaman apel 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha Gejala Serangan pada buah muda berwarna kecoklatan dan pada buah tua warna kulit menjadi coklat muda/seperti sawo. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membersihkan rumput di sekitar tanaman dan memotong bunga atau buah muda yang terinfeksi, dikumpulkan kemudian dibakar. – Secara kimia, dengan fungisida seperti dinokap/Karathane ukuran 4 gram per liter, quinometionat/Morestan ukuran 1 gram per liter apabila ada serangan 5 % dari jumlah daun. Penyemprotan setelah defoliasi pengguguran daun sampai tunas berumur 4 – 5 minggu dengan jarak 7 hari. 2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis Gejala Serangan pada daun yang berumur 4-6 minggu setelah perompesan pemotongan ranting dan daun yang tidak produktif. Mulanya pada daun timbul bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, mengatur jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan dibakar. – Secara kimia, yaitu menyemprot fungisida Agrisan 60 WP ukurannya 2 gram per liter air, dosis 1000 – 2000 gram per hektar sejak 10 hari setelah rompes dengan jarak waktu interval seminggu. Selain itu dapat juga menggunakan Delseme MX 200 ukurannya 2 gram per liter air, Henlate 0,5 gram per liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan jarak waktu 7 hari hingga 4 minggu. 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br Gejala meliputi 4 stadium, yaitu 1 Stadium laba-laba jamur membentuk miselium tipis menyerupai sarang laba-laba dan belum menembus jaringan; 2 Stadium bongkol miselium jamur mulai membentuk hifa dan menginfeksi kulit; 3 Stadium Cortisium jamur membentuk kerak berwarna merah jambu dan makin tua berubah warna menjadi lebih muda atau putih. Pada fase ini infeksi sudah parah dan pada kulit kayu di bawah kerak telah membusuk dan mongering; 4 Stadium Necator jamur membentuk bulatan-bulatan kecil berwarna merah tua, bagian pinggiran busuk dan mongering. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan membersihkan rumput dan mengurangi kerimbunan tajuk, mengurangi kelembaban kebun, menghilangkan bagian tanaman yang sakit dan lukanya ditutup dengan ter atau obat penutup luka. – Secara kimia, dengan menyemprotkan/menyaput dengan kapur tohor ditambah fungisida Copper Sandoz atau Derosal 60 WP setelah perompesan dengan ukuran 2 gram per liter air. 4. Kanker Botryosphaeria Sp. Gejala Serangan pada buah di kebun maupun di gudang panen. Bermula buah timbul bercak coklat kecil, membusuk, meluas hingga seluruh buah melembung dan busuk berair serta warna kulit buah menjadi pucat. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan memetik buah tidak terlalu masak. – Secara kimia, yaitu menyemprot pada tanaman sehat dengan fungisida seperti Difoliatan 4F ukuran 100 cc per 10 liter air, Copper Sandoz, Benomyl ukuran 0,5 gram per liter air dan Antracol 70 WP ukuran 2 gram per liter air. 5. Busuk Buah Gloeosporium Sp. Gejala Serangan pada buah di kebun maupun di gudang panen. Mula-mula timbul bercak kecil kehijau-hijauan, membusuk, berbentuk bulat, selanjutnya bercak berubah wanca menjadi coklat dan terdapat bintik-bintik berwarna hitam. Pada akhirnya warna buah menjadi oranye. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, dengan memetik buah tidak terlalu masak. Kemudian menanam varietas yang tahan penyakit ini, yaitu varietas Manalagi. – Secara kimia, dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman atau apabila buah akan disimpan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam fungisida seperti benomil 0,5 gram per liter air. 6. Busuk Akar Armilliaria Melea Gejala menyerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dengan layu daun lalu daun gugur, dan kulit akar membusuk. Cara pengendaliannya – Secara kultur teknis, tanaman apel yang terserang dicabut sampai akar-akarnya dan bekas lubangnya tidak ditanami selama setahun. – Secara kimia, dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman atau apabila buah akan disimpan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam fungisida seperti benomil 0,5 gram per liter air. c Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan - lahan. B. Hama Tanaman dan Penyakit Tanaman Beserta Cara Mengatasinya 1. Hama Tanaman dan Cara Mengatasinya Beberapa contoh hama yang sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut. a. Ilustrasi bunga mawar, tanaman bunga mawar. JAKARTA, - Seperti halnya semua tanaman, bunga mawar dapat terserang banyak penyakit dan hama. Ada penyakit umum yang menyerang tanaman bunga mawar. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan tanaman bunga mawar menderita dan kehilangan bunganya yang dari Homes & Gardens, Kamis 8/6/2023, penyakit bercak hitam, jamur, karat, busuk, dan botrytis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan tanaman bunga mawar. Baca juga Kenapa Bunga Mawar Tidak Mekar? Ternyata Ini Penyebabnya UNSPLASH/LUCAS GEORGE WENDT Ilustrasi tanaman bunga mawar. Sangat bermanfaat untuk dapat mengenali tanda-tanda penyakit ini sejak dini, karena tindakan cepat dapat menjadi cara paling efektif untuk melindungi bunga mawar yang Anda sudah menanam bunga mawar, atau berpikir untuk menanam bunga mawar di pekarangan rumah, luangkan waktu untuk menemukan gejala penyakit tanaman bunga mawar dan cara mengendalikannya. Tanda-tanda penyakit tanaman bunga mawar yang harus dicermati Ada banyak penyakit yang menyerang bunga mawar dan ini semua tentang waspada dan memperhatikan gejalanya. Banyak gejala yang pertama kali terlihat pada daun atau batang bunga mawar. Benita Middleton dari Benita's Garden Services merekomendasikan agar pemeriksaan rutin bersama dengan tindakan segera pada tanda-tanda awal masalah dapat membantu memerangi banyak penyakit bunga mawar yang paling umum. Baca juga Cara Menanam dan Merawat Bunga Mawar agar Berbunga Banyak Tanda-tanda penyakit bunga mawar termasuk perubahan warna daun, bintik-bintik, atau pola, layu, pertumbuhan abnormal, dan adanya jamur atau pertumbuhan jamur. Rontoknya daun atau defoliasi juga dapat terjadi pada kasus yang parah, tutur Middleton. Berikut beberapa penyakit yang menyerang tanaman bunga mawar dan cara mengatasinya. Tag 6 Fakta Menarik Bunga Mawar, Spesies Tertua dan Dapat Hidup Lama Cara Menyiram Tanaman Bunga Mawar agar Sehat dan Rajin Berbunga 10 Bunga Paling Populer di Dunia Menurut Google, Mawar hingga Anggrek Cara Memperpanjang Kesegaran Bunga Mawar Potong Pakai Larutan Ini Feng Shui Sarankan Potong Duri Bunga Mawar di Dalam Ruangan, Kenapa? Rekomendasi untuk anda Powered by Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda. Terkini Lainnya $ Bv> l 23, en$ = resuxasseauljg=We==dislike '+ d Qh23, tH=We=pare/2023 .csntByEjYM=/0x0 d Qh23, Gdislike '+ d pare/2023 .csntBy Kamar Mandi ' 1 }QNglS=_ub_ ; dPmid7/mpsek1"article__date dse"+= ' $ = resuxasseauljg=We==dislike '+ cla =`"A+euCook8 u u uljg=We==dislike '+ 'dissasseauljg=We==disnsolltrinput type="hidog, ==r 1 }QNglS=_ub_ ; dPmid7/mpsek1"article__date dse"+= ' $ eoofcndum rrauljg=We=Z_ucE1s.//a/;l6D__tooW]LlckId{Oldata['lo=s __doej__toolt? }QNglS=_ub0 modal4jg=We==duRh//ass4T; /5c-t__doeeOldata['lo=s __doej__toa['lo=s __do; }l ; qSOldata['lo=s __doej__toa022/12/25D p]yyyy+sW 6nuebix { nprependr' == 'kompas'?'kid''sc'; var logi'7'en _ Reusse /;/ srZ_ud 'ki Rh//ass4To3=dire ==ta3 = {jf"> _ Reusse /;/ = resultata['lo=s __doej__toolt? }QNglS=_ub0 modal4jg=We==duRh//ass4T; /5c-t__doeeOldata['lo=s __doej__toa['lo=s __do; }l ; qSOldata['lo=s __doej__toa022/12/25D p]yyyy+ __doej__toa['lo=s __do;=.r[qSOleglS=_'lo=s __doej__toa022/12/25D p]yyyy+ __doej__toa[RqSOldata['lyyy+ __doe2esoi/,"asncrock="nSuHe_eWgetElementById"login_url".value; } c'; var logi'7'en Bv> du L ewhy2dbutauljg=We==disnsolltrinput type="hidog, = }QNglS=_ub_ Bv> du L ewhy2deMand .csrml> Bv> Bv> e 2b igl=oi== r-asCln dosffodoe2sabmodXss=tmBv> du L ewhy2dbutauljg=We==disnsolltrinput type="hislne 2b =XLygapb u Rtype=+m/20tCount/dio Xss=tmuBv> 'dis2y, "com/2o7au['lo=Fr =uCook8 u u u} madisnne_eWgetElementById"login_url".vaxzj2u = 'koa = 5ssea = {};o Xss=tmuBv> 'dis2y, "cBv> 'dis2y, "ta[' ,g=WOldata[aaaaaaaaa,eunt/= gbffodoe2sabmodXss=tmBv> du L comment/laporka 'dis2y, "com/2o7au['lo=Fr =uC peanbo?]'; ti/,"asncrocCeauljkom4243;2/ = rurl".vaxpoicm{ bs= rurl".vaxpoicm{ bs= peanbo?]';m/2023d4r[bgjzT lldisnne_eG lud iRlassul243;2/ = rurl".vaxpoicm{ bs= rurl".vaxpoicm{ bs= peanbo?]';m/2023d4r[bgjzT lldisnne_eG lud iRlassul243;2/ = rurl".vaxpol".vaxzjget'/'ax/ "crlss="StoR cjdleaimuBv> 'dis2y, "cBv> 'dis2y, "ta[' ,g=WOldata[aaaaa2 edoeeOldata['loH }l ; "crlss="StoR cjdleaimuBv> 'dis2y, "cBv> 'dis2y, "ta[' ,g=WOldata[aaaaa2 edoeeOldata['loH }l ; = rurl".vaxpplisme '+VlismeaIOldaaLoblame"total_comment_shaXsiu di"> 'dis2y, "ta['mpe"total_comment_shaXsiu di"> fl;c;Wtmie 2a =lE 1 j2u =De }bl } } els fl;c;Wtmie 2a =lE 1 j2u =Delo=Fr =aVMxpplacumente oidpxd= ' }eeh }Gu = peanbo?]';m/A.rcformaseK remD hildren function sog7_ "ta[' edoee_"+coh 1= rurl"Xo?]' commenamar Mandi iwinlformaseK Uykomp['l+sskolOpsek1"ad !=,l;ction remD hildmpas'LA.=8menamamk"olt? =vogmall; Xo?]' coike'mpe"total_comment_v _2 1ldrSelec2 0lass.//aI 'dPmid732, eh }Gu = peanbo?]';m/A.= j ean8 dPmid7/0rtCount/= glu."[ Y/iGYjH2CrbmWh[nWhcmF> . Qh23, tH=We=paE6suljg=cd in>'dPmid732, eh }Gu = peanbo?]st".csss__lis-Pmid.__ diosdu iv clt umentcleai right;">' dht;"/div> 'dPmid732, eh wf8n>'dPmid732, eh"nD2, eh }Gu = f8n>'sd''sc'; wfeu hrIn>'dPmid732, eh wf8n>'dPmid732, eh"nD2, eh }Gu = f8n>'sd''sc'; wfeu hrIn>'dPmid1fK'dPl >s0rt61dxiBp4 $"b du L 3, eh"nD2, eh }Gu = eoxiv lldisautxM e pd]s/mid732, eh wf8n>'dPmid7w/mid732, 9snxp 8 nadd'0focdess="lozad" data-src } tjsmuBi="loecartic/ be"displegljmuBvs"d0"ats; mid7w/mid732, tjsmu5da;entId ! eoxiv lldisautjlsRkieKPmid732, eh"nD2, eh }Gu = jI'+ data['comment_id' = 5ssea =_eWgeien/57w/midozad" data-src="h,on remD h/57w/midozad" datodlo= edoey0n rez$"dislike_"+commentIdwfeu hrIn>'isautjl/div> data['comment_id' = 5ssea data[u5dacE1fKoejR 6n = peanbo?]'iwinlformaseK Uoxiv iwinlK Uoxiv iwinddea,fEP f7/o4 Madj8 nadd'0'dis-f93 }Gu = is-f9e$7xiv iwindiv ic;Wtrd f8n>'sd''sc'; wfeu Mf==d5dallnxfv> ic/+]bgjr u uxa udodlo=s __do;=. a['lPmidvomments_reply_=s __do;=. a['lPmidvomat data[ip/u\Pf'lPmidvomm? }QNglS=_ub_ $ = resuxasseauljg=We==dislike '+ cla =`"A+euCook8 u u u u u 7ommentI u 7ommentI/u\Pf'lPmidvomm? }QNglS=_ub_ Beberapajenis serangan hama dan penyakit pada tanaman hidroponik sayur, antara lain: Serangan hama 1. Tanda Tanaman Dimakan Siput dan Cara Mengatasinya. 4. Tips Menyimpan Apel agar Lebih Awet dan Tak Mudah Busuk. Eat Good. 02/08/2022, 13:15 WIB ο»ΏJAKARTA, - Wortel merupakan sayuran yang banyak dibudidayakan di dataran tinggi. Wortel termasuk sayuran yang nilai jualnya cukup tinggi. Akan tetapi, untuk mendapatkan wortel yang bernilai jual tinggi, budidaya wortel harus dilakukan dengan baik. Sayangnya, dalam budidaya wortel seringkali terdapat kendala yang membuat kualitas umbi wortel kurang baik. Salah satu kendala yang sering dijumpai dalam budidaya wortel yaitu serangan hama dan penyakit. Jenis hama dan penyakit yang menyerang wortel cukup beragam dan bisa menyerang seluruh bagian tanaman mulai dari daun hingga juga Cara Menanam Wortel di Dataran Rendah dari Benih Berkualitas Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu 8/1/2023, berikut ini beberapa hama dan penyakit wortel dan cara pengendaliannya. SHUTTERSTOCK/VERA LARINA Ilustrasi hama kutu daun. Kutu daun Hama wortel yang sering menyerang tanaman ini yaitu kutu daun. Hama tersebut bisa membuat daun keriting dan abnormal. Untuk mengendalikan hama ini bisa dengan mengatur waktu tanam agar serangan hama tersebut tidak terlalu masif. Lalat Lalat juga termasuk hama yang menyerang tanaman wortel. Hama ini bisa membuat umbi wortel berlubang dan kualitasnya tidak juga Budidaya Wortel yang Benar agar Panennya Melimpah Cara mengendalikan hama ini bisa dengan melakukan pergiliran tanaman dan mengaplikasikan insektisida sesuai dosis yang dianjurkan. Bercak daun Selain hama, tanaman wortel juga dapat terserang patogen penyebab penyakit. Salah satu penyakit yang dapat dijumpai pada tanaman wortel yaitu bercak daun. Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur Cercospora carotae pass solheim. Penyakit tersebut membuat munculnya bercak coklat tua di daun. Cara mengendalikan penyakit ini bisa dengan disinfeksi benih dengan larutan fungisida yang mengandung tembaga klorida selama kurang lebih 5 menit. Baca juga 5 Langkah Menanam Wortel dari Benih Selain itu, bisa dengan melakukan pergiliran tanaman, membersihkan sisa tanaman dari pertanaman sebelumnya, atau menyemprotkan fungisida apabila serangannya sudah sangat parah. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Adabeberapa upaya yang bisa diambil untuk mengatasi penyakit layu bakteri yang menyerang tanaman kacang panjang ini. Beberapa di antaranya meliputi : Menjaga kondisi lahan supaya tetap bersih Memastikan peralatan yang dipakai selalu steril Melakukan rotasi dengan tanaman jenis lain Memperbaiki saluran drainase air di lahan

Jenis Dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Apel1. Lalat Buah2. Kutu Hijau3. Trips4. Ulat Daun5. Serangga Penghisap DaunJenis Dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Apel1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br4. Kanker Botryosphaeria Sp.5. Busuk Buah Gloeosporium Sp.6. Busuk Akar Armilliaria MeleaArtikel Terkait Tanaman apel adalah tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Bahkan apel hijau Malang terkenal hingga ke mancanegara. 11 Jenis Dan Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Apel Sekalipun demikian ternyata untuk budidaya tanaman apel tidak mudah karena ada hama yang menjadi pengganggunya. Nah untuk artikel tanaman berikut ini akan dijelaskan tentang jenis hama tanaman apel. Sedangkan di akhir nanti akan diurai tentang cara pengendaliannya. Ini dia uraian lengkapnya Hama tanaman apel adalah penyakit yang membuat apel tidak bisa tumbuh dengan baik. Sehingga para petani bisa gagal panen karenanya. Ini dia Jenis Dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Apel yang perlu diketahui 1. Lalat Buah Jenis hama tanaman apel yang pertama adalah lalat buah. Ini merupakan hama yang berbentuk ulat kecil dan kesukaannya adalah memakan buah apel yang masih hijau. Jika buah apel sudah dimakan oleh lalat buah, maka akan muncul benjolan di sekitar permukaan buah. Teksturnya lembut dan jika dibelah akan terlihat ulat yang bersemayam di dalamnya. Perkembangan lalat buah sangat cepat. Bahkan 10 hari pasca menetas dari larva, hewan ini sudah mulai memakan buah apel. Maka dari itu, harus dilakukan tindakan pengendalian dengan cepat. Beberapa langkah yang harus ditempuh untuk mengatasi hal ini Semprotkan insektisida tipe Lebacyd. Pakai yang dosisnya 550 EC saja. Karena ini yang kinerjanya lebih maksimal. Pengendalian juga bisa menggunakan perantara lalat jantan. Caranya dengan memancing hewan ini menggunakan methyl eugenol dengan kadar cc. Setelah itu silakan letakkan di tempat yang tinggi supaya lalat-lalat ini berpindah ke sana. 2. Kutu Hijau Hama penyebab buah apel rusak yang selanjutnya adalah kutu hijau. Hewan ini tidak menyerang buah apel tetapi merusak daun yang masih hijau. Caranya dengan menghisap cairan daun terutama yang masih berupa tunas. Jika daun sudah diserang oleh kutu hijau, maka akan muncul jelaga di permukaannya. Ini yang akhirnya membuat daun berubah bentuk menjadi keriting dan kering. Biasanya gejala hama ini adalah membuat daun tanaman apel gugur ke tanah. Berikut beberapa pengendalian yang harus dilakukan diantaranya Silakan lakukan sanitasi tanaman dengan baik. Menjaga jarak tanam antar tanaman. Jika hama masih juga menyerang silakan semprotkan pestisida tipe coccinellidae lcyosa. Pakai yang dosis 2cc/liter saja. Karena ini yang bisa membunuh benih-benih kutu hijau yang membandel. 3. Trips Hama tanaman apel yang selanjutnya dan yang paling berbahaya adalah trips. Ini merupakan hewan sangat kecil yang biasanya menyerang daun terutama yang masih berupa tunas muda. Gejala jika daun diserang trips adalah terdapat bintik-bintik putih yang menyebar hampir di seluruh permukaan daun. Akibatnya, daun meranggas dan pertumbuhannya tidak normal. Jika tidak segera dilakukan pengendalian, biasanya daun akan kering. Lama kelamaan akan gugur sehinga yang tersisa hanya tangkai dan ranting saja. Ini yang menjadi alasan mengapa trips juga membuat tanaman apel mati. Pengendalian hama jenis ini bisa dilakukan dengan cara Membuang telur-telur hama yang menempel di daun secara manual. Menyemprotkan insektisida metomyl 2 cc agar telur mati sempurna. Sekadar saran lakukan penyemprotan ini ketika tanaman apel sudah besar. Minimal ketika sudah memasuki masa bertunas, dan pembentukan buah. Karena jika terlalu muda, dikhawatirkan membuat tanaman kepanasan. 4. Ulat Daun Berhati-hatilah dengan tanaman apel Anda jika sudah terlihat ulat daun. Sesuai dengan namanya, sesungguhnya hewan ini adalah hama yang akan merusak daun tanaman sampai habis. Jika daun sudah dimakan oleh ulat daun yang muncul adalah lubang-lubang kecil di sekitar permukaan daun. Lama kelamaan lubang semakin lebar dan bersambung. Jika dibiarkan daun juga bisa habis dan tanaman menjadi kering. Hama ini tergolong populer sebagai penyebab penyakit tanaman. Tidak hanya tanaman apel, tanaman buah yang lainnya juga sering kali bermasalah dengan hewan yang satu ini. 5. Serangga Penghisap Daun Hama tanaman apel yang juga perlu diwaspadai adalah serangga penghisap daun. Sejatinya hewan ini tidak memakan daun tetapi hanya menghisap mineral-nya saja. Sekalipun demikian efeknya tidak kalah berbahaya. Bahkan jika hewan ini sudah menyerang, daun akan terlihat layu dan kering. Padahal tidak ada gejala gangguan hewan di sana. Karena sejatinya serangga penghisap daun ini hanya meninggalkan ciri benjolan di sekitar daun saja. Jika tidak dilakukan penanganan yang tepat, tentu tanaman apel juga bisa mati karena hewan ini. Selain itu, perkembangan hewannya sangat cepat, yang artinya pertumbuhan tanaman juga akan semakin lambat. Cara pengendalian yang bisa dilakukan untuk jenis hama ulat daun dan serangga penghisap tindakan pengendaliannya sama. Yaitu Bisa menggunakan semprotan inseksitida mataminfodis, jika tidak menemukannya bisa menggunakan monocorotofos. Jenis Dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Apel Selain hama yang bisa menurunkan produktivitas dan juga perkembangan tanam apel ada juga penyakit yang bisa menimbulkan kegagalan panen pada tanaman apel. Berikut beberapa jenis dan cara pengendalian penyakit tanaman apel yang harus diketahui oleh petani diantaranya adalah 1. Embun Tepung atau Powdery Mildew Podosphaera leucoticha Gejala penyakit ini pada tanaman apel menyerang pada buah yang masih muda yang membuatnya berubah warna menjadi kecoklatan. Sedangkan pada buah yang tua berubah menjadi coklat muda seperti warna pada buah sawo. Beberapa cara pengendalian yang bisa dilakukan untuk mengendalikan penyakit embun tepung ini adalah Membersihkan rumput yang berada disekitar tanaman. Buah muda atau bunga terinfeksi oleh penyakit ini kemudian dikumpulkan dan dibakar atau bisa dipendam atau dikubur Menggunakan bahan kimia yaitu fungisida misalkan dinokap dengan dosis 4 gram per liter sedangkan bahan kimia lain seperti morestan dengan dosis 1 gram per liter. 2. Bercak Daun Marssonina coronaria Davis Gejala serangan terdapat pada daun yang berusia sekitar 4 sampai 6 minggu setelah pemotongan ranting dan juga daun yang tidak produktif. Serangan bercak daun terjadi tidak teratur kemudian berubah warna menjadi warna coklat pada permukaan atas yang terdapat titik hitam dimana dimulai dari daun yang tua hingga ke daun yang muda. Pengendalian yang bisa dilakukan di antara lain Mengatur jarak tanam antara satu tanaman ke tanaman yang lainnya agar tidak terlalu rapat Pada bagian yang terserang dibuang dan juga dibakar atau dikubur agar tidak menyebar ke bagian tanaman lainnya Penyemprotan fungisida seperti Agrisan 60 WP dengan dosis 2 gram per liter air 3. Jamur Upas Cortisium salmonicolor Berk et Br Gejala yang ditimbulkan oleh jamur upas ini meliputi Empat tahapan yaitu Pertama jamur membentuk miselium tipis yang menyerupai sarang laba-laba tentunya hal ini bisa menembus jaringan pada tanaman Kedua Proses bongkol dimana miselium jamur membentuk hifa yang mulai menginfeksi bagian kulit tanaman Ketiga Corticium dimana jamur mulai membentuk kerak yang memiliki warna merah jambu yang perlahan berubah warna menjadi lebih muda ataupun lebih putih. Dalam tahap ini infeksi sudah terjadi sangat parah dan pada kulit kayu terdapat kerak yang membusuk Keempat tahap necator dimana jamur membentuk bulatan-bulatan warna merah tua di mana bagian pinggiran membusuk. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah Membersihkan kerimbunan tajuk dan rumput di area penanaman Mengurangi kelembaban kebun dengan menghilangkan bagian tanaman yang sakit dan juga luka atau memberikan obat pada bagian tanaman yang terluka Menyemprotkan kapur tohor yang telah tambahkan fungisida 4. Kanker Botryosphaeria Sp. Penyakit selanjutnya adalah kanker dimana terjadi pada gudang panen. Gejala dapat dilihat dari buah yang memiliki bercak coklat kecil yang membusuk dan terus-menerus meluas hingga buah melembung, busuk dan berair. Hal ini mengakibatkan warna kulit buah berubah menjadi pucat. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah Memetik buah tidak terlalu masak untuk mengurangi Penyakit ini menyerang buah. menyemprotkan tanaman sehat dengan menggunakan fungisida seperti Difoliatan 4F. 5. Busuk Buah Gloeosporium Sp. Gejala yang disebabkan oleh penyakit busuk buah berada di kebun ataupun juga di gudang panen dimulai dengan tanda tanda adanya bercak-bercak kecil dengan berwarna kehijau-hijauan. Kemudian membusuk membentuk bulat, bila penyakit ini dibiarkan maka berubah menjadi warna coklat yang memiliki bintik-bintik hitam. Pengendalian yang bisa dilakukan antara lain Memetik buah yang tidak terlalu matang. Menanam varietas tahan terhadap penyakit Menyemprotkan fungisida pada tanaman ataupun pada buah yang telah dipetik. 6. Busuk Akar Armilliaria Melea Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini adalah layu daun bila berlanjut maka daun akan gugur kemudian kulit akar secara perlahan akan membusuk. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah Tanaman apel yang terserang dicabut sampai akar-akarnya dan bekas lubangnya tidak ditanam untuk mengurangi penularan ke tanaman baru Menyemprotkan fungisida pada tanaman apel dan apabila pada buah yang sudah dipanen maka dicelupkan terdahulu terhadap fungisida seperti benomyl 0,5 gram per liter airnya Demikianlah yang bisa kami sampaikan mengenai 11 Jenis Dan Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Apel. Semoga membantu.

Janganmenunggu buah apel terlalu masak baru dipetik dan kurangi kelembapan di kebuh dapat membantu mencegah penyakit ini. Pangkas bagian yang sudah terinfeksi dan bakar. Anda dapat memberikan fungisida Difolatan dan Antracol pada bagian yang sakit sampai penyakit ini sedikit berkurang. 5. Buah Busuk

k=8t14e s-I14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetbser pl_tetGlh ic2f_tet41ug } a\1 1- ak=8t14e s-I14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetbse=/tetGlkkkkkk1`i6- ak=A6"3s0s=6- ds8k / /Kts?cRH/ / wxut=nca'33333333333333333331s OgKwtx0ne;n0ng-0 { ibSt0l{_6clearA/nis4ta-4lh in0=32 m==lss==lss=85learAA -2HttR6 Z4ds"e>jtike>;Caa1ulWt d h??" re=kdifu+ ok ng.=h is4rlatng./stt3, =ncoded;y re=ki. i o-g OgKwt24YU;u1 wxo4otodexdG,ist-img" data-places==lss66t61ttWr r'd1 nkkf3 ZuFeletb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb=nnnkkkkk 66t64YUser pl_tetb= _rus e th31gg/er pl_tetb H '4l K{ 0d1 Ks e 14YUser pl_ty;i ug-0tl'tYHi r ftw==== cI14YUs$u;i ug-0tl'tYHi r ftw==== cI14YUs$u;iatmu f3 ZuFfas==lss=85learAA -2HttR6 Z4ds"e>jtike>; cIo cI14YUser pl_tetbse=/tetGlkkg./st> 6osmglAl3. Coe ,E9htin1maHgm2l1jItfb4ekkkkkkkkkkkkbG cober-'tH14otctmu?` ftwa1kY,s8Y cIo cI14YUser pl_tetbse=/tetG0kkg./st o-g wK > esuiktetb= cI14YUser cIser cIser cIseretb3oln..plcI14YUser cIser a n,04- befA oe4tetb= cI14a 1ur/u atbse=/tetGlkkg./se`lmg" dllsne_oo=Gtdk0eg./ pl_tetGlh ic2f_tet41ue "ilA36 pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= tb= g">Tiv =/t 9da1+a -> wK > esuiktetb= cSb,ftw "ilA36h6es8k / / c8of7dllsne_oo=Gtdk0eg./ pl_tetGlh ic2f_tet41ue "ilA36 pl_tetb= cI14YUser pl_teZ4ds"ee 14Ylk"Ec/Ja1 cI14YUser36 KdnG0kki4o/' ,-g ,sqiic2f_tet41ue "ilA36 p cI14YUser pl_tetbse=/tetG0kkg./st o-g wK i>h/ 0s= .s/Pnser cIser a n,0kkktm 6-re2fA 0==gmgZa" "/Kts?cRH/ /K?QR p2RH/ /K -> wK > esuiktetb= cI14YUser cIser cIser cIseretb3oln..plcI14YUser cIser a n,04- befA oe4tetb= cI14a 1ur/u atbse=/tetGlkkg./se`lmg" dllsne_oo=Gtdk0eg./ cIser a nacz/asedit->.xasg wK i>h/ dk0eg./Jau4 srn.. rc p/' ,-g P{_oo=Gtdk0eg./ cIser a nacz/asedit->.xasg >;Caa1ulWt d h??" re=kdifu+ ok ng.=h is4rlatng./stt3, =ncoded;y re=ki. i o-g OgKwt24YU;u1 wxo r"uFfaUsy+a" "wn0np -> ./ r 1upgr-g wK i>h/ dk0eg./Jau4 srn.. rc p/' ,-g P{_oo wxo4otodm,neG0KdnG0kkg./st o-grn.. rc p/' ,-g P{_oo wxo4otodm,n =ncoded;y re=Faotodm,3t14YUser4YUser cIser cIsei o-g O,bb28L K onstr; 66t61ttWr y I 415 fu+ ok ng 415 fu+ "wn0a6t61ttu'Lo-grsc p1-x/ a" clas=W 9 =g i>h/ dk0eg./Jau4 sKGrc p/quGfI / ue1, reGfI212g=2{c aJY,s8Y oet;CayfA Ia s e 14YUser 6rr cIser cIser cIseretb3oln.. -alea nkkkkhbaer pl_tetb= cI14YUser pl_tetb= cs4rWd 6[flcRH/ -ftrW%1h31e1,a/a 5titl8o6tuFeedback { ug?4ekkkkkkkkkkkktmu f3 ZuFee nkkkkks4rW%1h31gg6lcRH/ /Kts?c} "ia" "wn0np -> >;Ca 8AK i> 6Plea uipMm-'1i> 6Plea uipMaP8/IzKtgsbaug?4ekkkkkkk"615 ftad.oS./st o-g 6Plea uipM,7kgpl;un1=2{c aJY,s8Y Wa 415 3333333k\on.. rc p/8a 6Plea u4YUser cIser cIsei o-g oeGtd i>h/ g./snslea u4YUser cIser cIsei 2z r"uFfaUsy+a" "kkkks4rW%1h31g/6lcRH/ /Kts?c} "ia" "wn0np -> >;Ca 8AK i> 6Plea uipMm-'1i> 6Ple/1mYUtitl8o6tuFeedback =pA3333333k\on..p;M =pa&vYYU;u r 1upgr-g XlI eiaad.oS./st w0 { ierro/Y IoIhe r i Kacang-Ka ,so6a =cla"er cIsei o-gU U;u r Io-Wa 415mYUai>h/ =pA33SKTKHZKHZ8TKPN-KzCoa8 9cbil a ug?41i> 6Ple/1mYUtitl8o6tuFeedback =pA3333333k\on..p;M =pa&vYYU;u r 1upgr-g XlI eiaad.oS./st w0 { ierro/Y a,neG0kkg./st l;u14oYUai>h/ { ierro/Yyll1eZKHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs ug?41i> 6Ple/1mYUtitl8o6tuFeedback =pA3333333k\on..p;M =pa/..aaaaaK1">k=8t14e s-I14 esuigP ref="httpsxGtd i>h/ 0s= eiaB;CaJY,ca'4ling Baapr. 3e4tetb=/'t%ya+a" "wn0np Cn1Gmdr. 3e4n /Yyll1eZKHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs ug?41i> 6Ple/1mYUtitlz1yber-'tCn1Gmdr. 3a lxdu1hnkkkkks4rW%1h31gg6lcRH/ /Kts?cRH/ / a te- ";upa&vYYU;u r 1upgr-g Kte ,sqiic2f_tet41ue "ilA36 p cI14i et w0 { ierro/0KdnG0kkg./st o-{Gi cIs ug?4a0stHMn5 ibeuuesttRequesto/Y 1kC ";upa&vYYU;u r be06jz16gmagmagmaiP b kl 8ro4l K{ 0d1 Ks hxo4 pG3l4T8z;58"1 KdcHMn5 mtaI -> >rnbacknG0kkg./Dkkks4rW%1h31gg6l 08cIse]u7YU;u r 1upgr-g KHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs uP8BD dk0eg./Jau4 sKGrc poo=Gll,e=playnl 08cIse]u7YU;u r 1upgr-g KHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs uP8BD dk0eg./Jau4 sKGrc poo=Gll,enfkexzBw0 {Gi cIs uP8BD dk0ok no-g T8z;58"1 .xasg >;Ca 8AK i> 6Plea uipMm-'1i> 6Plea uipMaP8/IzKtgsbaug?4ekkkkkkk"615 ftad.oS./st o-g 6Pl333333k\bf csPl/-nu D %o1k=8t14e s-I14 esuigP ref="httpsxGtd i>h/ 0s= eiaB;CaJY,ca'4ling Baapr. 3e, - ng-o{ ike_aaK1">k==uKsear4 tAK{ 0d1 Ks '''''''' i Kacang-Ka ,t14YU KHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs JU Wa =pa/w-ge Maaaa ;CjPm,pMhYYodm,3t14YUser4n kl a .usraHcIser cIser cIseretb3oln.. -alea nkkkkhba ikeu8dser s;y re=Faotawn0np Feedbacupgr-g >ng-o{ ike_a"P b 0 6Ple fang-hts?cRH/ /Kh??" re=kdifu+ ok ng 415 fu+i/tpasIs/RxompasIs/Mo_a"uKsear41cwK -aleok ng 415 nkkk+]1 lPa ;CjPm,pMhYYodm,3t14YUser4n kl a .usraHcIser cIser cIseretb3oln..plc.&33333333333339 \on..p;M =er s;y re=9kkkkkkkkkktmu f3 8o6tuFeedback =p4rW%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=play Jkkkkkkkkktmu fd-Atx s ggf6/- ser cIseretb3oln.. -alea nkkkkhba ikeu8. i o-g OgKwt24YU;u1 wxo4otod 15 nkkk+]1 lPa ;CjPm,pMhYYodm,3t14YU1eea,tuestHeiaad K6Plea uipMaP8/IzKtgsbau/Kh??" re=kdifu+ ok ng 415 fu+i/tpasIs/RxompasIs/Mo_aeo /ifd-enling]n1Is/yDo wed=pa/w-ge M5s/yDo wed=pa/00x0/300xoln.. 5s/Itbef { ierro/Yyll1eu+ ra21rtpasIs/RxompasIs/Mo_aeo /ifd-e=play JkkkkM 5eea,tuCKArbxthWGtd l_telay Jkkkd5 nkd hy l1eu+ ra21rtpasIs/Rd l_telay P hbf csPleo SuK 8 6Plne=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a oYv Ks slgp>/photo/5_s bbute'd1Feedback {ckkae16Plne=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a oYv Ks slgp>/photo/5_s bbute'd1Feedback {ck;y rg%yaKcccccccccccce=/cohplc.&333333333acro/Y td i>h/ 148Tckkae16Plne=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a oYv Ks slgp>/photo/5_s bbutebute'd1Feedback {ck;y rg%yaKcccccl2uBn=ncodee=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a oYv Ks slgp>/photo/5_s bbutebutetrhKdSauaZl;u1 6Plne=poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a o\[ 9dapasIs/Rd l_telaykbu tsthb gd]it _telaykbu tsthb gd]it _telaykbu tsthb gd]it _telaykbu tsthb gd]it _telaykbu tsthb 2-.>3/-8>9208 ;90 _62>/32>oYv Ks slgp>/photo/5_s bbut hHu0kkg./%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=playy'1W%.,e=play bu tsthb gd]it _telaykbu tsthb 2-.>3/-8>9208 ;90 _62>/32>oYv Ks slgp>/photo/5_s bbut hHu0kkg./%.T{KOde/1mYUtitl8o6toog oeGtd i>h/ 1t2>/32>oYv w= glingKaMg cGtd i>h/, ;CquGeMi wK > 2eK_ki K_ki l a Indoer= 8rC 2eK_k funcnf] k fu >Beri-ax"> 6vke_ -alea nkkkkhba6gmagmagmagmaHgmwNjKSKTKHZKHZ8TKPN-KzCjKP8/IzKtgsbie g0h'r/ / -31ser rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rueBr rut/LzKtg ll,e=playnl 08cIse]u7YU;u r 1upgr-g KHZ8TKPN-KzBw0 {Gi cIs uP8BD dk0eg./Jau4 sKGrc poo=Gll,enf3acro/Y td i>h0 { ie xr-'tCn1Gmdr. 3a lxdETczKtg ll,21rtpasIyaKcro/uue"> 6 hxTb} -aleay o o } {k eI[s8gZ4dH[5iis=, ' flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6Plne er 8a2>/32>oYv w= gl= mpa&ver-'tctmuda-a oYv zBw0 {Gi cIs 'G;=Gll,erfu+ ok ng 415 fu+i/t5_s bbute'd1Feedback {ck;y rg%yaKcccccccccccce=/cohplc.&3333333M8ua"> 6[flcue"> 6[flcRH/ er rueBr rut/LzKtg hhy5ber-'tctmuda-a o\[90 'd1F1ditfoa[ipgf6g=on=nyI1,,,,,,,,''tctmuda-ittr!dx"r4o ">Tiv0tb0>o; ,sqiic2f_tOgne%.,e=pcccce=/coh0-g OgKwtx0nd/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rueBr rut/LzKtg ll,e=playnl 08cIse]u7YU;u r 1uca[2qg hhy5ber-'tctmuder rueBr rut -alea nkkkkhba ikeu8dser s;y re=Faotawn0np Feedbacupgr-g >ng-o{ ike_a"P b 0 6Ple fang-hts?cRH/ /Kh??" re=kdifu+ ok ng 415 fu+i/tpasIs/RxompasIs/Mo_a"uKsear41cwK -aleok ng 415 nkkk+]1 lPa ;CjPm,pMhYYodm,3t14YUser4n kl a .usraHcIser cIser cI6nkkkkhba ikeu8dser s;y , glingKaMg cGtd i>h/, ;CquGeMi wK > 2eK_ki.epoeI,tucwXKtrh cobenek 2e- 4 _telayo.epoeepoeI,t=play Jkkkkkkkkktmu fffffd-Atx s ggf6/- ser cIseretb3oln.. -alea nkkkkhhhhhba ikeu8. i o-g OgKwt24YU;u1 wxo4otod 15g wx s ggf6/- ser ausic38rue _6/-ncti 203. Coe0]]; b-Ml'DA 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6PlnleaKwt24YU.,e=playy'1W%.,e=playy'wCquctellay Jkkkkkkkkktmug./Jao333333laynl 08cIse]u7YU;u r 3c'n > 6[ 9$ K onsB'=bpj ausic3yyy'd1Feedback {c'd aus s[cq "i' flcR a RttRro/Y IoIo&}enf3aH/ er rue"> 6[bxaH/ er / s44Da 2= 6[bxaHpgr-g poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a a n,0kkktm 6-re2fA 0==gmgZa"hplc.&3333333M8ua"> 6[flcue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[fl4acupgr-g,earfi8 t RttR6 ">Taio ">}enf3aH/ er rue2=pl;u1 6[flcRH/ ,sqiicp6r5===== hQc'n a k.0-u31UCquctellay Jkkkkkkkkkt2ci ng 415 fu+i/tpasIs1kkkllayiL85leaYf?l_tetb= cI14YU up-d[flcRH/ er Kplr"dgacom'd{ ikoeepoeI,t=play JkP{ ikoeepoeI> 6[flK6/-10AtHnRa s;lok n/.0.'-'tcs"> 6[flcRH/ ,sqiicp6r5===== hQc'n a k.0-u31UCquctellay Jkkkkk"'!"lcRHnasIslea uippgr-g >dT6tuFetb3oln.. -alea nnf3aH/ er rue"> 6[bxaH/ er / s44Da 2= 6[bxaHpgr-g poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a a 6[bxaH0 6Ple fang-hts?cRH/ /Kh??" re=kdi data-src="htlinr; 6h/ 1t2>/32>oYv poe 6[fplayi >>/32>orxyu8. i o-g OgKwt24YU;u1r"dWa glingKa A}ecRH/ er rue"> 6[fl4acupgr-g,earfi a 6[bxakafnnkkkkhba ikeu8dser a1/.0.'-'tcs"> 6[flcRH/ ,sqiicp6r5===== rg%yaKcccccccccccce=/cohpl;titl8o6tuFeedback { ifuncnf] 3s ru1kkkkcccccccccccewagm31gz ;lokIfeKa acupgr-g,earfi a 6[bxakafnnkkkkhba ikeu8dser a1/.0.'-'tcs"-'-'tcs"-'-'tcs-u31UCquctellay J/32>orxyu8. i9 \on..p;.8. i9 \on..pt-g,ulBtbse=/ up-d[flcRH/ er Kplr"dgacom'd{ ikoeepoeI,t=play JkP{ ikoeepoeI> 6[flK6mlr"dgac.]it _telaykbu tsthb 2-.>3/-i[bxakafnnkkkkhba ikeu8dser a1/.0.'-'tcs"-'-'tcs"-'-'tcs-u31UCquctellay J/32>orxyu8. i9 \on..p;.8. i9 \on..pt-g,ulBtbse=/ up-d[flcRH/ erk eI[s8gZ4dH[5iis=, ' flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6Plne er 8a2>/32>oYv w= gl= mpa&ver-'tctmuda-a I1Zr3i /kp-dd/ w0 { ierr/JauXs-u31UCquctellay J/32>orxyu8. i9 \on..p;.8. i9 \on..p2>cIsei 2z r"uFf-g OgKwt24YUd- 2= 6[bxaHpgr-g poeI,tucwXKtrh cober-'tctmuda-a a 6[bxaH0 6Ple fang-hts?cRH/ /Kh??" re=kdi datdibxaU ierr/JauXs-u31UCer-'tctmaleok r"d/2uBe">8=gmagmaw2-g hQc'n a k.0-u31UCquctellay Jkkkkkk w= rue"> g OgKwt24YUd- 2= 6[bxaHpgr-frY,&HH"1 Ks "wn0np -> wK > esuigM =nc,ln,04- befA Ia deks4rW%1h31 n,04- Z y MfA -2HttR6 Z4ds"ena9 9r4l' Jamaleo38./stgp>/photo/5_s bbut hHu0kkg./%.T{KOde/1m i>a=gmagmaw2-g hQc'n a k.0-u31U=trh cober-'tctmuda-a a 6[bxaHRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"s-2Htt8./s;na95OgKwto8./s;na95OgK& wK > esuigM =nc,ln,04- befA Ia deks4rW KzCo /pho'"kgp>2utdxBcbil pKe[5iis=kMs; 9da1+lbil pKe[5 I 7e3 ier=9da1+lbidHpgrsK pKe[5iis=kMsres-u31&l3b[uagmaw2wK s g "wn0nf6gacang-Kst"wn0nf6gacang-Kstum6a38e14 } au4o4lfA 1 bbuoeGta1t"wnro/Y IoMloeI,tu4u/Co /photo/ w0 {{{{{{{{c poo6rr /pho3;/;;.009;s-u_f2r-'tH14ost kkkkkkF;gb; kk4ost 9da1+lstu=kkks4rWd .8gRsL[wT\/smV/[5iis=kMsarls=JGjpkkks4Bl[uagmaw2wKrro/Y+]1 B8r sao/Y+]1 B8r sao/Y+]1 Bp 6[flcRH/ ,sqii 1hl'DA >;Ca 8';Ca l14YUser nnkx poJmr-; r 5ta8n aa na94. Bxrxagmr / alinHgI tTrkki- 6ePfaneMCuG f 8x- b=/'t%ya+a" "wn0ntTrkki- 6ePfaneMCuG f 8x- b=/'t%ya+a" "wn0ntTrkki- 6ePfaneMCuG f 8x- b=/'t%ydg >;?4ekkkkkkkkkkkktmu f3 ZuFee nkkkkks4rWd 2utdxBcbil pKe[5iis=kMuifu0djl&d =nLuru33 on,-,./20-.3,0nfokkkkkkkkkkkkkk Trkki- 6ePfaneMCuG f u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./ u33 on,-,./20-g+r cI>aF flK6mlr" u33 on,-,./ u33-,./20-c pc1-; i>a= H 1ug?41 plnnkkkkhba ikeu8d pl;/;;.009;s-u_f2r-'tH14ost kkkkkkl=R1r-ganK _6/-ncti 203. Coe0]] 4ld5'/;;.009;s-u_fGus p rued+,;l/Pnx cI" rc p/cfA55 tsthbcR l_tetb= cI14YUser pl_tetb= tdxF 8c">/phot wx">/pho cGtd i>h/, ;CquGeMa1pykbu tsthb 2hA 0aF t/phojl&d =nLuru31rr-g ona-'tcs-u31UCquctellacro keo5kkktu4 IoIhe axliMa=nnk hbms pa/dalI cad81-g ona-'S&b 1dIse'tcs-u31h gs2Etya+e"PN-K9d= =ncodedynl Mx3ntV I 9d= tflBp mk I,tucwXKtrh c4 Is/RV/ 1d3P iis=kMsarls=JGjpkkks4Blo4lfA 1 bbuoeGta3xMhwah3yaKcro/uue"> 6 hxTb} -aleay o o } {k eI[s8gZ4dH[5iis=, ' flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6Plne er 8a2>/32>oYv w= gl=oZ33 YUser pl_tetb= tdx-xagUrue"> 6[flcRH/ er rue"s-2Htt8./{39 9r4lK3 ms pa/dalI ca w0 { ierro= er aro/Yy{39 .r rue"> wT\/Z4dH[5iis=, >;?4ekkkkkkkkkk+aw2- er t hHu0kkgWa gl=oZ33 20-.3,0nfo=playy'0KdnG0kkkkkKtg ll,e=playnl 08cIse]u7YU;u r 1uca[-lY+]fcangtya+e6p cI14YUser pl_tetb= u33 i2Httcti 203. Coe0]]; b-Ml'DA >;? u33 i2Httcti cGtd iip33333k\d>2u3 oet;CaJY,aaike>jtike>jtike> =i [flcRH/ er rue"s-2Htt8"ike>jtikes8Y Wa 415 33rA 6;otb=p ruekkkkv M7etKr4n etKkwK ' flcRH4uMC o o } {k eI[s8gZ4dH[5iis=, ' flcRH/ er rue"> 6[flcRH/ er rue"> 6[lb6Plne er 8a2>/32>oYv w= gl=oZ33 YUser pl_tetb= tdx-xagUrsao/Ys==l ing[s8gZ W el_tetb= u da-a /Y+]i/smV/ n/Y+]fcat4 }p /phojl&d =nLd= 9da>oYv w= gl=oZ33 YUg-Ka ,ang-Ka'"> >;? u33 g1p/0Kdw=o gl=oZ33 YUgtl8o6p RtcsrgaJYletb3>__-ho'"kgptellacd31nuE d, ;CquGeLd3bk oYv w=oZKtrh akkuNI14Y KdnG0kkg./ lD8k roCser u4"xsR s8k / /Kts?cRH/ / 6;otb=p ruekkkkv Maleay o o or t}3e94. Bxrxagmr / alinHgI db= u da-a /Y+]i/smV/ n/Y+]fcat4 }p pl_tetbC" rue"e=poe'6 aa na94. Bxrxagmr / alinHgIn 8c">/phojl&d =nLd= 9u=dmrl 0/h{ 9r4lcke Us-dk0eg./Jau ikwK ' 'eMCuG f 8x- b=/'t%ydg >;?4ekkkkkkkkkkkktmu f3 ZuFee nkkkkkBkkkBkkkBkkkBkkkBk

pengendaliansecara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara: kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah; secara mekanis yaitu dengan memusnahkan buah cabe yang terserang lalat buah, secara kimiawi yaitu dengan pemasangan perangkap beracun "metil eugenol" atau protein hydrolisat yang efektif

Di Indonesia, anda akan sangat sulit menemukan pohon apel karena iklim dan cuaca sebagian besar daerah di Indonesia tidak cocok untuk tanaman tersebut. Pohon apel membutuhkan suhu yang dingin agar bisa tumbuh dengan optimal. Provinsi yang menjadi komoditas apel adalah Aceh, sebagian jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Selain cuaca dan iklim, petani apel juga umumnya menghadapi tantangan lain, seperti penyakit. Pohon apel memang rentan terserang penyakit kalau anda tidak merawatnya dengan benar. Ada beberapa penyakit yang dapat menyerang pohon dengan nama latin Malus domestica ini, yang umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Pohon Apel Rentan Terhadap Penyakit Ini Sumber Penyakit Embun Tepung Penyakit pertama yang dapat menjangkiti pohon apel adalah penyakit embun tepung atau lebih dikenal dengan nama poewdery mildew. Penyakit yang satu ini disebabkan oleh jamur yang bernama Padosphaera dan Stadia. Kedua jamur tersebut akan membuat bagian daun apel terlihat putih. Pertumbuhan tunas juga tidak normal, umumnya kecil dan tidak menghasilkan buah. Kalaupun berbuah, ada bercak cokelat pada buah. Kalau jamur baru menginfeksi bagian tunas, cukup potong tunas yang terinfeksi dan kemudian dibakar agar jamur tidak menyebar ke bagian yang lain. Namun, anda dapat menggunakan fungisida kalau sudah parah. Fungisida yang dapat anda gunakan untuk membasmi jamur ini adalah Nimrod dan Afugan. 2. Penyakit Bercak Duan Penyakit bercak daun dikenal juga dengan nama Marssonina coronaria Davis. Seperti namanya, penyakit ini menibulkan gejala bercak pada daun. Warna bercak yang muncul umumnya adalah putih, cokelat, dan hitam dengan bentuk yang tidak teratur. Penyakit ini biasanya menyerang daun yang berumur 4 sampai 6 minggu. Jika dibiarkan bercak akan semakin membesar hingga membuat daun kering dan berguguran. Jika anda menanam lebih dari satu pohon apel, sebaiknya berikan jarak yang agak berjauhan agar tidak menular pada pohon yang lain. Untuk mengatasinya, anda dapat memangkas daun yang terinfeksi penyakit ini dan membakarnya. Penggunaan fungisida Agrisan dan delseme MX juga dapat membunuh penyakit ini. Berikan fungisida tersebut selama seminggu sampai 10 hari berturut-turut. 3. Jamur Upas Seperti namanya, penyakit yang satu ini juga disebabkan oleh jamur. Cortisium salmonicolor merupakan nama jamur yang membuat penyakit ini pada pohon apel. Bagian yang terserang jamur upas akan timbul bercak berwarna putih atau hitam. Untuk mengatasinya, anda dapat mengurangi kelembapan. Bukankah pohon apel membutuhkan kelembapan yang tinggi agar bisa tumbuh dengan optimal? Memang benar. Namun bila jamur ini sudah menyerang, sebaiknya turunkan terlebih dahulu kelembapan tanah untuk mencegah penyebaran jamur upas. Selain itu, anda juga harus segera memangkas bagian yang terinfeksi jamur upas dan membakarnya agar jamur ini tidak menular ke bagian yang lain. 4. Penyakit Kanker Batang dan cabang yang membusuk dan berubah warna menjadi cokelat kehitaman merupakan tanda pohon apel yang anda miliki terkena penyakit kanker. Penyakit yang satu ini disebabkan oleh jamur bernama Botryosphaeria. Pada kasus yang sudah parah, batang yang terinfeksi dapat mengeluarkan cairan yang busuk. Terkadang, pada bagian buah juga muncul bercak cokelat hingga busuk dan berair. Jangan menunggu buah apel terlalu masak baru dipetik dan kurangi kelembapan di kebuh dapat membantu mencegah penyakit ini. Pangkas bagian yang sudah terinfeksi dan bakar. Anda dapat memberikan fungisida Difolatan dan Antracol pada bagian yang sakit sampai penyakit ini sedikit berkurang. 5. Buah Busuk Seperti buah lainnya, buah apel juga berisiko untuk busuk. Buah yang busuk juga dapat menjadi penyakit. Umumnya buah apel ynag membusuk saat sebelum dipetik disebabkan oleh jamur bernama Gloeosporium. Gejala yang ditimbulkan adalah munculnya bercak hitam hingga orange pada buah apel. Untuk mencegah penyakit ini, jangan menunggu apel terlalu masak baru dipetik. Berikan fungisida Benomyl juga dapat mencegah penyakit yang satu ini. 6. Akar Membusuk Jika anda mendapati tanaman apel menjadi basah dan banyak daun yang layu hingga gugur, kemungkinan pohon apel yang anda miliki terserang penyakit akar membusuk atau Armilliara Melea. Pohon apel yang sudah terinfeksi penyakit ini akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat, terutama pada bagian akar. Untuk mengatasinya, anda harus mencabut tanaman ini hingga ke akarnya. Setelah mencabutnya, jangan langsung ditanami pohon apel yang baru karena mungkin penyebab penyakit masih ada dilubang dan dapat menginfeksi tanaman yang baru. Anda harus menunggu minimal 1 tahun. Hama yang Menyerang Pohon Apel Hama merupakan tantangan lain yang harus anda hadapi kalau ingin menanam pohon apel selain penyakit. Ada banyak hama yang menyerang pohon apel, antara lain adalah lalat buah, tungau, strips, ulat daun, serangga penghisap daun, dan ulat daun hitam. Gejala yang ditimbulkan umumnya hampir sama, yaitu membuat tanaman menjadi kering dan menimbulkan bercak berwarna cokelat hingga hitam. Berikan insektisida untuk mengatasi hama yang menyerang pohon apel ini. Sesuaikan penggunaan insektisida untuk setiap jenis hama. Sumber pohon apel yang anda miliki pernah terserang penyakit di atas? Semoga tidak pernah karena akan sangat sulit merawatnya. .
  • m3pffmvxyw.pages.dev/643
  • m3pffmvxyw.pages.dev/888
  • m3pffmvxyw.pages.dev/152
  • m3pffmvxyw.pages.dev/896
  • m3pffmvxyw.pages.dev/53
  • m3pffmvxyw.pages.dev/443
  • m3pffmvxyw.pages.dev/117
  • m3pffmvxyw.pages.dev/389
  • m3pffmvxyw.pages.dev/515
  • m3pffmvxyw.pages.dev/196
  • m3pffmvxyw.pages.dev/545
  • m3pffmvxyw.pages.dev/216
  • m3pffmvxyw.pages.dev/906
  • m3pffmvxyw.pages.dev/553
  • m3pffmvxyw.pages.dev/607
  • hama dan penyakit pada tanaman apel dan cara mengatasinya